Rabu, 07 November 2012

artikel (tulisan ke-2)

Nama : Sayang Sori Ocsilen
NPM : 15209430
Kelas : 4EA17


PERKEMBANGAN DUNIA PERDANGANGAN

Di antara sebagian pemerhati ekonomi dunia hingga kini pasti masih takjub. Mengapa China, yang pada 1978 demikian miskin, pendapatan per kapita di bawah 100 dollar AS per tahun, kini ibarat terbang, menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat? Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, Kanada, Italia, dan Australia otomatis tergeser ke belakang.
Amerika Serikat pun kini berdebar-debar sebab dalam waktu beberapa tahun mendatang peluang China menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor satu di dunia sangat terbuka. Itu berarti, Amerika Serikat akan berdiri agak ke pinggir karena ia bukan lagi negara adidaya ekonomi.
Lebih dari 30 tahun China melakukan apa yang disebut revolusi produksi. China melipatgandakan semua industri, perkebunan, pertanian, dan kerajinan. Produk China merajalela di mana-mana. Sudah produknya berkualitas, harganya pun lebih murah. Siapa bisa lawan?
Lalu, produknya, yang serba massal itu, benar-benar mencengangkan. Pakaian, komputer, sampai korek api bisa diproduksi dalam jumlah jutaan per bulan. Namun, sudahlah, ini ”masih biasa”. Yang hebat, produk pertanian ikut melonjak tinggi, benar-benar luar biasa. Jika iklim bersahabat, hasil pertanian (beras) China berlimpah, lalu sebagian diekspor. Dunia tercengang sebab penduduk China sebanyak 1,4 miliar adalah pemakan nasi. Bisa dibayangkan betapa tinggi produktivitas sawahnya kalau masih bisa ekspor. Indonesia, yang jumlah penduduknya ”hanya” 241 juta jiwa, tanah subur, dan sawah di mana-mana, mengimpor beras jutaan ton per tahun.
Sukses China mengilhami Vietnam yang praktis baru bisa membangun dengan lancar tahun 1990. Meski sudah menang perang tahun 1975, Vietnam dalam kondisi tercabik-cabik. Perlu waktu untuk konsolidasi kekuatan. Vietnam, seperti China, memberlakukan satu negara dua sistem. Sistem ekonomi pasar diterapkan di seluruh negeri. Memang Vietnam tidak bisa seperti China, tetapi negara seluas 331.089 kilometer persegi (hampir seluas Jerman) itu mampu meraih kinerja memukau.
Apa yang membuat Vietnam maju? Pemerintah negara itu paham benar bahwa bangsa Vietnam adalah bangsa yang terbiasa bekerja keras, pantang menyerah. Elan rakyat Vietnam menjadi bangsa yang dipandang orang menyala-nyala. Di sisi lain, nah ini yang seru, rakyat Vietnam memiliki kultur berbisnis yang cerdas dan tangguh. Kultur itu tertanam jauh sebelum Perancis datang dan menjajah bangsa itu.
Di kota Hanoi, misalnya, spirit entrepreneur berkobar sangat indah. Hampir semua rumah penduduk di dalam kota membuka toko. Hukum ekonomi berjalan tegak, siapa bermodal kuat boleh punya usaha besar, toko yang lebar. Namun, yang pas-pasan, sampai kelas menengah, bersabar di toko yang lebarnya satu sampai tiga meter. Panjang toko kerap hanya satu meter, tetapi ada juga yang panjangnya dua sampai lima meter.
Sangat menarik memperhatikan langgam orang Vietnam berbisnis. Meski kerap hanya ”jualan” beberapa botol minuman, beberapa bungkus rokok dan roti, pemilik toko rela duduk mencakung dari pagi hingga malam hari. Ketekunan mereka di antaranya tampak dari sini. Sebagian lagi membuka ”open air café ” dengan menjual minuman ringan, berikut bangku-bangku plastik, yang biasa dipakai anak-anak kelas satu sekolah dasar. Harga minuman (teh, kopi) dari Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per gelas. Dari sini bisa diketahui omzet pemilik ”café”. Namun, dari segi nominal memang kecil. Namun, inilah cara pemerintah Vietnam membangkitkan elan entrepreneur rakyat. Pada saatnya, pedagang gurem itu akan menjadi pedagang besar.
Kini Indonesia sudah melangkah jauh di depan Vietnam, tetapi bukan berarti mengabaikan kekuatan Vietnam. Sepuluh tahun lagi, bangsa unggul itu akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi mengagumkan. Mereka memiliki keterampilan, kecerdasan, dan sumber daya alam memadai.

Artikel tentang bagaimana seharusnya produsen mempromosikan suatu produk barang atau jasa kepada konsumen dilihat dari sisi kepentingan perusahaan dan hak-hak konsumen

Nama : Sayang Sori Ocsilen
NPM :15209430
Kelas : 4EA17

PROMOSI DAN PEMASARAN YANG BERETIKA
Cara-cara yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam menghasilkan revenue, sudah tentu adalah dengan cara beriklan. iklan atau sebuah promosi dalam hal ini menyangkut dalam bentuk printed media seperti: koran, flyer, poster, dan lain sebagainya. bentuk iklan yang lain juga seperti media Billboard, Mini Billboard, iklan di TV, radio, dan internet juga merupakan salah satu bentuk iklan yang umum digunakan oleh perusahaan-perusahaan penjual barang atau jasa. sesuai perkembangan jaman, saat ini internet memegang peranan penting dalam pembentukan opini masyarakat, dikarenakan lebih banyak segmen market saat ini yang menggunakan internet (baik itu social media, blog, web portal, dan lain sebagainya).
Fungsi iklan terdiri dari dua fungsi yaitu iklan sebagai fungsi informasi dan iklan sebagai fungsi persuasif. iklan dalam fungsi informasi adalah menjelaskan suatu hal tentang produk atau servis dengan juga menjelaskan keadaan dan fitur yang tersedia dalam produk atau servis tersebut. iklan dalam fungsi persuasif artinya adalah iklan berperan membujuk orang atau target konsumen agar membeli produk atau jasa yang diiklankan.
Tujuan dari semua perusahaan ketika beriklan adalah mampu membuat masyarakat sebagai konsumen untuk melakukan pembelian atau transaksi dengan produk dan jasanya. sehingga hal tersebut dapat menghasilkan revenue bagi perusahaan tersebut. hal yang merugikan dalam kegiatan promosi iklan ini di mana iklan ternyata tidak efektif dan tidak mampu menciptakan keinginan pembelian oleh konsumen, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan ternyata terbuang sia-sia. untuk menghindari kerugian ketika beriklan, tak jarang perusahaan melakukan trik komunikasi ketika beriklan. trik komunikasi yang dilakukan menyangkut istilah yang biasanya digunakan oleh banyak praktisi komunikasi pemasaran dan kehumasan yaitu “Tell the truth but not all the truth” sehingga bahasa yang digunakan sangat menarik bagi konsumen, tapi ternyata ketika diaplikasikan, malahan banyak syarat dan ketentuan yang harus konsumen tanggung untuk mendapatkan benefit atau promosi yang ditawarkan dalam iklan tersebut.
Sikap yang tidak etis dilakukan dalam kegiatan periklanan adalah: pertama adalah membohongi di mana satu iklan mengatakan sesuatu yang tidak benar dengan sengaja, lalu kedua adalah menyesatkan atau menjerumuskan konsumen dalam promo yang tidak benar dan terlalu banyak persyaratan dan kondisi khusus, ketiga adalah menipu publik dengan mengatakan yang tidak benar tentang produk atau jasa yaitu dengan mengada-adakan promosi yang ternyata tidak ada.
Ada beberapa manipulasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam beriklan diantaranya yang umum adalah:
1. Menutupi kelemahan produk, yaitu dengan tidak menyebutkan kelemahan apa saja yang dimiliki oleh produknya, hal ini lumrah terjadi dan bahkan selalu dilakukan oleh banyak perusahaan. sederhanannya perusahaan mana yang ingin produknya dianggap buruk oleh konsumen
2. Melebih-lebihkan kemampuan produk, promosi produk selalu dilebihkan sehingga dapat lebih menarik bagi konsumen. promosi yang dilebihkan kemudian ditangkap konsumen sebagai satu hal menarik yang pantas dicoba, kemudian terciptalah sebuah transaksi dan kemudian perusahaan mendapatkan untung
3. Memanipulasi perasaan (aspek psikologis) konsumen, yaitu dengan iklan yang mampu menggugah perasaan konsumen misalnya: sebuah perusahaan air minum yang beriklan bahwa setiap kemasan air minum yang terjual berarti konsumen ikut menyumbang pengembangan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu dan kurang akses ke dunia pendidikan
4. Tidak menyampaikan informasi yang benar, misalnya adalah iklan dari satu calon kandidat presiden untuk meningkatkan jumlah pendukung maka ia menjatuhkan kandidat lain dengan membeberkan fakta yang tidak benar mengenai kekurangan atau kasus hukum yang mengada-ada, dan belum tentu benar
5. Mengecoh konsumen dengan meniru fitur produk lain dengan tujuan menarik konsumen produk yang ditiru, contoh yang paling dekat dan banyak dari hal ini adalah banyaknya jenis smartphone keluaran vendor perusahaan elektronik yang memiliki desain yang sama dengan smartphone keluaran vendor yang lebih besar dan sukses, namun seiring dengan semakin ketatnya persaingan antar vendor, banyak vendor kemudian membuat paten atas produk, fitur, sampai desain unik yang dimiliki oleh dirinya sendiri, hal ini dilakukan supaya jika ada perusahaan vendor elektronik lain yang meniru akan terkena sanksi sampai harus membayar royalti kepada perusahaan tersebut.
Didalam berbisnis dianjurkan untuk berpromosi karena dengan begitu perusahaan akan mendapatkan laba yang diinginkan. namun dalam praktiknya, berpromosi harus memegang teguh prinsip-prinsip yang baik untuk kedua belah pihak (yaitu konsumen dan produsen). promosi yang dilakukan dengan cara yang buruk dan memanipulasi akan memperburuk citra perusahaan dan berdampak pada jatuhnya kepercayaan masyarakat pada produsen, sehingga tidak ada lagi yang mau melakukan transaksi dengan perusahaan tersebut.

Senin, 05 November 2012

PERKEMBANGAN BISNIS KEUANGAN MIKRO DI INDONESIA

NAMA : SAYANG S.O.
NPM : 15209430
KELAS : 4EA17

PERKEMBANGAN BISNIS KEUANGAN MIKRO DI INDONESIA

Permasalahan yang dihadapi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah keterbatasan akses permodalan, pemasaran, teknologi dan manajemen usaha. Menurut hasil survey Wilijo Wiro Wijino (2005), menunjukkan bahwa UMKM memanfaatkan sumber permodalan berasal dari koperasi 20% , lembaga keuangan non bank 10%, bank 6%, perorangan 21%, intern keluarga 17%, dan sisanya berasala dari Modal Ventura dan sumber permodalan lainnya.
Sedangkan menurut data dari kementrian KUMKM tahun 2010, jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) baik yang berbentuk Koprerasi dan bukan Koperasi (LKM B3K) sebanyak 627.888 unit, jumlah ini tentu saja sangat timpang jika dibandingkan dengan jumlah Usaha Mikro dan Kecil yang memerlukan permodalan yang jumlahnya kurang lebih 52,7 juta Usaha Mikro dan Kecil, jika merujuk pada data Bank Dunia (2010), sebanyak 131 orang penduduk Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa supply Keuangan Mikro masih sangat kecil jika dibandingkan dengan demand untuk bidang ini.
Banyaknya jenis Lembaga Keuangan Mikro yang tumbuh dan berkembang di Indonesia menunjukkan bahwa Lembaga Keuangan Mikro sangat dibutuhkan masyarakat, terutama kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Kebijakan Nasional keuangan mikro yang ada pada saat ini masih belum mampu mengatasi berbagai keterbatasan keuangan mikro dalam memperluas pelayanan dalam mendukung permodalan bagi UMKM. Oleh karena itu, diperlukan rumusan kebijakan keuangan mikro yang mencakup regulasi, penguatan permodalan , SDM yang dapat menumbuhkembangkan keuangan mikro secara efisien dan berkelanjutan.
Berkembangnya perekonomian Indonesia mendorong meningkatnya daya beli dan menggairahkan dunia usaha termasuk sector perikanan dan pertanian. Agar perkembangan di sector ini dapat berjalan dengan sector lainnya, maka keberadaaan Lembaga Keuangan Mikro akan sangat diperlukan. Hal ini merujk pada fakta bahwa supply lebih kecil dari pada Demand pada Bisnis Keuangan Mikro.
Saat ini kebutuhan tehadap Lembaga Keuanga Mikro sudah sedemikian mendesak, namun ternyata SDM yang kompeten untuk bidang ini sangat langka. Hal ini merupakan kesempatan bagi pihak terkait untuk menyiapkan Lembaga Keuangan Mikro.
Tiga pilar utama dalam Bisnis Keuangan Mikro :
1. Tabungan mikro
2. Kredit mikro
3. Asuransi mikro
Karakteristik Usaha Mikro dan Kecil (UMK) berbeda dengan Usaha Menengah Besar (UMB). Pada kelompok UKM unsure social budaya masih melekat sangat kuat sehingga dalam kurikulum pendekatan-pendekatan social budaay merupakan pelajaran dasar sebelum pelajaran-pelajaran manajemen, teknis operasioanal dan teknologi.
Sesuai dengan UKM, maka Koperasi sebagai sebuah konsep ideologi, manajemen dan bisnis tentunya merupakan wadah dari pelajaran yang akan dikembangkan oleh Koperasi di Indonesia.

Selasa, 16 Oktober 2012

Tanggung Jawab Sosial

Nama : Sayang Sori Ocsilen
NPM : 15209430
Kelas : 4EA17

Artikel Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Lingkungan Sekitar
Sejak dulu, pabrik tahu terkenal sebagai sumber pencemaran sungai dan bau busuk. Limbahnya sering menimbulkan protes penduduk sedangkan sungai yang dibuangi limbah turun mutu perairannya sehingga akan merusak ekosistem yang hidup di sungai itu. Sebagai contoh yang dialami warga Comet Raya Banjarbaru yang mengeluhkan bau menyengat limbah tahu yang dibuang di sungai Durian, apalagi di musim kemarau baunya kian terasa karena aliran sungai yang tidak begitu deras membuat limbah tidak dapat mengalir di sungai. Kasus ini juga merupakan masalah bagi para pengusaha tahu karena mereka kebingungan untuk membuang limbah dan pada akhirnya mereka harus tersandung masalah dengan pihak kepolisian karena limbah tahu mereka diprotes penduduk yang ada di sekitar pabrik tersebut.
Pada tahun 1990 ditemukan cara pemanfaatan limbah tahu untuk bahan baku industri yaitu digunakan sebagai nata de soya yang apabila dilakukan beramai-ramai secara nasional, bisa mengurangi limbah yang menggangu lingkungan sekitar pabrik. Seperti halnya nata de coco atau sari kelapa yang sudah lama diusahakan orang untuk mengurangi limbah air kelapa, nata de soya merupakan salah satu alternatif pemanfaatan limbah tahu menjadi bahan baku industri. Pengolahan limbah tahu menjadi nata ini melibatkan bakteri Acetobakter xynilum yang memakai protein dan karbahidrat dalam limbah sebagai sumber energi untuk hidup dan berkembang biak. Dalam proses ini dihasilkan berupa lapisan padat seperti agar-agar di dekat permukaan cairan pemeliharaan.
Sari kedelai atau nata de soya ini dapat disajikan sebagai campuran minuman dengan menambahkan es batu, seperti halnya sari kelapa atau nata de coco. Nata de soya juga dapat disimpan dalam pendingin dengan cara menambahkan larutan gula dan menambahkan aroma buah untuk konsumsi yang lebih lama.
Limbah tahu merupakan residu dari pengolahan kedelai menjadi tahu. Meskipun bahan ini berupa limbah akan tetapi ditinjau dari segi gizi sesungguhnya bahan ini merupakan bahan yang padat gizi, sehingga sayang sekali jika limbah ini dibuang. Selain itu dengan mengolah limbah tahu menjadi nata de soya, pencemaran lingkungan dapat dikurangi. Pengurangan limbah ini memang kecil namun bila sebanyak mungkin orang menerapkan hal ini maka secara nasional pengurangan pencemaran ini sangat berarti. Sebagai tambahan dengan pemanfaatan limbah tahu menjadi nata de soya juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat utamanya di daerah Kediri, Jawa Timur.
Daerah Tumpang merupakan daerah penghasil tahu yang paling terkenal. Hampir semua orang tahu akan hal itu. Usaha dalam pengolahan limbah tahu menjadi nata de soya ini akan sngat cocok jika diterapkan di daerah Tumpang. Karena dari proses industri tahu tersebut akan dihasilkan limbah tahu yang banyak perharinya. Dimana untuk pembuatan nata de soya ini digunakan limbah tahu sebagai bahan bakunya. Dan yang lebih penting adalah dengan pengolahan limbah tahu menjadi nata de soya di daerah Tumpang akan dapat mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh pabrik tahu di daerah tersebut.
Dengan melihat banyak manfaat yang akan diperoleh dalam industri pengolahan limbah tahu menjadi nata de soya maka dibuatlah program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan tentang pemanfaatan limbah tahu untuk nata de soya sebagai unit kewirausahaan baru di daerah Tumpang Jawa Timur. Dengan harapan program ini dapat diterapkan di daerah Tumpang dan dapat mengurangi pencemaran serta meningkatkan pendapatan masyarakat yang ada di daerah Tumpang khususnya dan masyarakat di daerah lain pada umumnya.

Etika Bisnis Dalam Berbisnis

Nama : Sayang Sori Ocsilen
NPM : 15209430
Kelas : 4EA17


Artikel Kasus Pelanggaran Etika dalam Berbisnis

JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meminta Wen Ken Drug Pte Ltd (WKD) Singapura agar segera menarik larutan penyegar Cap Kaki Tiga dari pasaran. Pasalnya, minuman yang diklaim sebagai obat panas dalam itu bukan termasuk minuman pengobatan, tetapi hanya air.

"Mereka harus segera melakukan beberapa hal, pertama menarik lalu memusnahkan serta tidak mengedarkan lagi larutan penyegar Cap Kaki Tiga. Perintah penarikan itu tertuang dalam surat BPOM bernomor PW.10.01.431.02.12.0533 yang telah kami kirimkan kepada produsen," ujar Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen BPOM, Sukiman Said Umar kemarin.

Alasan penarikan itu adalah keputusan Ditjen HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) No.HKI.4.HI.06.06.06-21/2012 tanggal 10 Februari 2012 lalu yang menegaskan bahwa merek larutan penyegar Cap Kaki Tiga termasuk "golongan barang 32" atau produk berupa air. "Itu berarti produk tersebut sama kelasnya seperti air mineral, air soda dan minuman bukan alkohol lainnya seperti dari buah, perasan buah atau sirup-sirup," katanya.

Ditjen HAKI telah mencabut merek dagang Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga pada 20 Februari lalu. Sukiman menilai merek itu juga telah melanggar Permenkes No. 46/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. "Berdasar Permenkes itu, pendaftaran obat tradisional dibatalkan apabila penandaan obat tradisional yang bersangkutan menyimpang dari yang disetujui," tegasnya.

Meski demikian, saat melakukan inspeksi ke pasar-pasar, Sukiman mengaku masih menemukan produk tersebut. Oleh karena itu, BPOM meminta produsen segera melaporkan hasil penarikan dan pemusnahan yang dilakukan dalam waktu tiga bulan ke depan sejak surat dilayangkan, "Produsen wajib melaporkan hasil pelaksanaannya kepada BPOM cq Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen," lanjutnya..

Pengurus Harian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), Tulus Abadi mengaku telah mengingatkan BPOM agar segera menertibkan peredaran larutan penyegar Cap Kaki Tiga karena tidak sesuai dengan iklannya. " Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen sangat jelas bahwa produsen yang merugikan konsumen, baik secara isi produk, tampilan," atau kemasan adalah pelanggaran," tambahnya.

Oleh sebab itu, menurut dia, perusahaan yang melakukan pelanggaran dalam merk dagang pun bisa dituntut menggunakan UU no 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen."Desakan YLKI ini merupakan bentuk perlindungan bagi konsumen agar tidak terjebak dalam tipu daya produsen. "Konsumen harus dilindungi, penegakan hukum harus dilaksanakan," tegasnya.

Sebagai informasi, WKD adalah pemilik mereka Cap Kaki Tiga dan berasal dari Singapura. Perusahaan yang sudah berdiri sejak 1937 itu awalnya menunjuk PT Sinde Budi Sentosa (Sinde) untuk memasarkan produk larutan penyegar Cap Kaki Tiga pada 1978. Pada 4 Februari 2008 lalu, kemitraan antara WKD dan Sinde berakhir. Lisensi lalu dialihkan ke PT Kinocare Era Kosmetindo sejak 28 April 2011. Sinde akhirnya membuat produk sendiri dengan merek yang lain. (wir/ttg)

Kamis, 28 Juni 2012

Abstrak Penulisan Ilmiah

Nama : Sayang Sori Ocsilen
NPM : 15209430
Kelas : 3EA17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN ROKOK A MILD
PADA PRODUK STAR MILD DI KOTA BOGOR.

ABSTRAKSI

Proses keputusan konsumen sampai pada tahap tindakan pembelian banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, dari faktor psikologis (individu) sampai dengan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut memiliki dimensi yang luas untuk setiap orang, artinya tingkat pengaruh masing-masing faktor untuk setiap orang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Bagi perusahaan, faktor yang dapat dikendalikan untuk mempengaruhi proses keputusan konsumen adalah melalui manajemen bauran pemasaran (marketing mix) yang baik dan terkendali. Untuk melaksanakannya, perlu suatu kajian dan penelitian yang mendalam mengenai perilaku konsumen dilihat dari dimensi bauran pemasaran. Bauran pemasaran memiliki peranan yang besar bagi konsumen untuk menentukan tindakannya dalam proses pengambilan keputusan dalam penentuan produk yang akan dikonsumsinya
Penelitian ini bertujuan untuk melihat komponen-komponen dari bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan saluran distribusi) berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menentukan pilihannya sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam membeli produk Star Mild dan A Mild. Disamping itu juga untuk mengetahui variabel manakah yang dominan mempengaruhi pertimbangan konsumen untuk memilih produk rokok mild antara Star Mild dan A MildTujuan lain-nya adalah untuk melihat komponen bauran pemasaran yang paling dominan membedakan kedua produk tersebut menurut penilaian konsumen
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dengan mengambil lokasi penelitian di Bogor . Adapun tehnik pengumpulan datanya dengan menggunakan kuisioner, interview, studi pustaka, dan observasi. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat atau penduduk kota Bogor yang membeli produk Star Mild dan A Mild sedangkan sampelnya adalah sejumlah 160 responden. Penelitian ini merupakan suatu analisis perbedaan antar variabel empat variabel (X¬1, X2,X3, dan X4), dan masing-masing variabel bersifat dependent (bebas). Variabel-variabel ini adalah Produk, Harga, Promosi, dan Saluran distribusi akan dianalisis melalui Descriminant . Analisis Diskriminan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui variabel-variabel penciri yang membedakan kelompok populasi yang ada juga dapat dipergunakan sebagai kriteria pengelompokan.

Senin, 30 April 2012

Cerpen Bebas

Nama : Sayang Sori Ocsilen
NPM : 15209430
Kelas : 3EA17


“SAHABAT SEJATI MEMBERI TANPA KATA-KATA, TANPA MENEPUK DADA”

Sabtu pagi “Dina … dipanggil kepala sekolah!” lagi-lagi namaku dipanggil. Aku sudah tahu apa yang akan disampaikan Kepala Sekolah. Bulan lalu Bu Ida wali kelasku memanggil menyampaikan salam untuk orang tuaku untuk segera membayar biaya SPP-ku yang sudah nunggak hampir 6 bulan. Sebulan sebelumnya bahkan bagian Tata Usaha sudah berkali-kali memanggilku hingga semua teman-teman tahu setiap kali aku dipanggil pasti urusannya dengan soal bayaran sekolah.

Sejak orangtuaku bercerai dan aku memutuskan untuk ikut ibu setahun yang lalu, kondisi ekonomi keluargaku memang semakin terdesak. Terlebih sejak ayah menyetop kiriman uang yang seharusnya menjadi kewajibannya 6 bulan lalu. Ibu yang hanya lulusan PGA (Pendidikan Guru Agama) menggunakan kemampuannya mengetuk satu persatu pintu orang-orang berada dan menawarkan jasanya untuk mengajar ngaji anak-anak mereka. Akibat kebutuhan yang mendesak itulah, ibu selalu kehabisan uang untuk biaya sekolahku, juga adik-adikku.

Ada Reynaldi, kami memanggilnya Aldi, di kelas ia selalu menjadi biang keributan, sering membuat onar dan tidak jarang berbuat usil terutama kepada perempuan. Hampir semua anak dikelas tak menyukainya, selain ia juga sombong.

Ia sangat suka pamer jika mempunyai barang-barang bagus yang baru dibelikan orangtuanya, seperti sepatu dan tas. Dilihat dari merk-nya sih, jelas tidak murah, bagus pula modelnya. Aku tak pernah iri kepadanya, hanya saja yang membuat aku membencinya lebih karena ocehannya setiap petugas tata usaha memanggilku. “Pinter-pinter nunggak…” atau sindiran lainnya.

Sore menjelang Ashar, dengan langkah gontai aku memasuki teras rumah. Kulihat ibu sedang menyapu lantai. Sejak dalam perjalanan pulang sudah kuputuskan untuk tidak menyampaikan surat panggilan kepala sekolah agar tidak menjadi beban pikiran Ibu. Lagi pula mulai besok sampai minggu depan sekolah libur.

Sabtu minggu sesudah jadwal masuk aku masih belum mau ke sekolah. Aku ‘membohongi’ ibu dengan mengatakan bahwa libur sekolah diperpanjang. Hingga akhirnya Nadia, seorang temanku datang dan mengajakku ke sekolah. Ada yang lain di sekolah, petugas TU yang biasanya tak pernah senyum kepadaku, hari ini begitu ramah. Di kelas, tak ada yang berubah kecuali Aldi, teman- teman bilang ia telah berubah setelah mengikuti pesantren kilat selama liburan yang lalu. Tak ada lagi kesombongan dan sifat usilnya.

Itu dua belas tahun yang lalu, saat aku masih duduk dibangku SMA kelas 2. Kini aku tak pernah bertemu lagi dengan mereka, orang-orang yang pernah menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Yang kutahu cuma satu, Nadia, teman sekolahku dulu kini menjadi salah satu staf dalam perusahaan yang aku dipercaya menjadi General Managernya. Satu bulan lalu saat acara syukuran dikantor atas dipercayanya aku menjadi GM, Nadia membisikkan sesuatu yang membuatku menitikkan airmata. “Masih ingat Aldi? Dia menjual tas dan sepatu barunya untuk melunasi tunggakan biaya sekolah kamu dulu.”

Sahabat sejati bukan memberi pada saat orang meminta, ia mempunyai mata pandang yang mampu menembus relung kebisuan sahabatnya. Ia memberi tanpa kata-kata, tanpa menepuk dada.

Saudaraku, mungkin sepanjang perjalanan hidup kita pernah ada orang- orang yang menjadikan dirinya batu pijakan sehingga kita bisa melangkah maju dan lebih jauh. Meski cuma batu kecil, namun keberadaannya mungkin telah menyelamatkan kita dari jurang kejatuhan yang melumpuhkan. Sayangnya, seringkali kita tak pernah menengok batu-batu pijakan itu dan melupakannya.

Kamis, 15 Maret 2012

PENALARAN

NAMA : SAYANG SORI OCSILEN
NPM : 15209430
KELAS : 3EA17


PENALARAN

Definisi penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi–proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Penalaran Induktif
Adalah merupakan penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. Dalam jenis penalaran ini premis merupakan pernyataan yang menjadi dasar penarikan suatu kesimpulan.
Contoh penalaran induktif :
 Premis 1 : Banteng Afrika punya sepasang tanduk
Premis 2 : Banteng Australia punya sepasang tanduk
Premis 3 : Banteng Spayol punya sepasang tanduk
Premis 4 : Banteng Sumatra punya sepasang tanduk
Konklusi : Setiap Banteng punya sepasang tanduk
 Premis 1 : Burung punya mulut
Premis 2 : Ayam punya mulut
Premis 3 : Tikus punya mulut
Konklusi : Setiap hewan punya mulut
 Premis 1 : Judika adalah penyanyi, dan ia bersuara merdu

Premis 2 : Syahrini adalah penyanyi, dan ia bersuara merdu

Konklusi : Semua penyanyi bersuara merdu

Jenis-Jenis Penalaran Induktif
1) Generalisasi
Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Atau dengan kata lain proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Ade Ray adalah atlet, dan ia berpostur tubuh kekar.
Chris John adalah atlet, dan ia berpostur tubuh kekar.
Generalisasi : Semua atlet berpostur tubuh kekar.
Pernyataan "semua atlet berpostur tubuh kekar" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Sahih atau tidak sahihnya kesimpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal yang berikut :
a) Data-data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan maka makin sahih simpulan yang diperoleh.
b) Data-data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan kesimpulan yang sahih.
c) Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
Macam-Macam Generalisasi :
- Generalisasi sempurna
Yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
- Generalisasi tidak sempurna
Yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
- Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.


2) Analogi
adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama atau banyak persamaannya.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
- Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
- Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
- Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.

Contoh :
Farel adalah lulusan Kedokteran UI
Farel dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
Valerin adalah lulusan Kedokteran UI.
Oleh Sebab itu, Valerin dapat mengerjakan tugasnya dengan baik

3) Hubungan Kausal.
Adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hal ini terlihat ketika rem diinjak yang akibatnya roda berhenti. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan, seperti :
Contoh :
Sewaktu pergi ke Ancol, dina melihat antrian dipintu masuk sangat panjang, dina langsung menyimpulkan bahwa wahana yang ada didalamnya pasti penuh. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu pengunjung .
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:

1. Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B, C, dan seterusnya. Sehingga efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran.
Contoh : Pengunjung yang membludak mengakibatkan wahana Ancol menjadi sesak.
2. Akibat sebab

Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke restoran. Ke restoran merupakan akibat dan lapar merupakan sebab.
Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
Contoh :
Mayang tidak ikut rekreasi ke Bali disebabkan dia tidak dapat cuti dari atasannya.

3. Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
Dina melihat antrian dipintu masuk menuju Ancol sangat panjang, sehingga dina beranggapan wahana yang ada didalamnya pasti penuh.