Kamis, 15 Maret 2012

PENALARAN

NAMA : SAYANG SORI OCSILEN
NPM : 15209430
KELAS : 3EA17


PENALARAN

Definisi penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi–proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Penalaran Induktif
Adalah merupakan penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. Dalam jenis penalaran ini premis merupakan pernyataan yang menjadi dasar penarikan suatu kesimpulan.
Contoh penalaran induktif :
 Premis 1 : Banteng Afrika punya sepasang tanduk
Premis 2 : Banteng Australia punya sepasang tanduk
Premis 3 : Banteng Spayol punya sepasang tanduk
Premis 4 : Banteng Sumatra punya sepasang tanduk
Konklusi : Setiap Banteng punya sepasang tanduk
 Premis 1 : Burung punya mulut
Premis 2 : Ayam punya mulut
Premis 3 : Tikus punya mulut
Konklusi : Setiap hewan punya mulut
 Premis 1 : Judika adalah penyanyi, dan ia bersuara merdu

Premis 2 : Syahrini adalah penyanyi, dan ia bersuara merdu

Konklusi : Semua penyanyi bersuara merdu

Jenis-Jenis Penalaran Induktif
1) Generalisasi
Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Atau dengan kata lain proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Ade Ray adalah atlet, dan ia berpostur tubuh kekar.
Chris John adalah atlet, dan ia berpostur tubuh kekar.
Generalisasi : Semua atlet berpostur tubuh kekar.
Pernyataan "semua atlet berpostur tubuh kekar" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Sahih atau tidak sahihnya kesimpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal yang berikut :
a) Data-data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan maka makin sahih simpulan yang diperoleh.
b) Data-data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan kesimpulan yang sahih.
c) Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
Macam-Macam Generalisasi :
- Generalisasi sempurna
Yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
- Generalisasi tidak sempurna
Yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
- Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.


2) Analogi
adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama atau banyak persamaannya.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
- Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
- Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
- Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.

Contoh :
Farel adalah lulusan Kedokteran UI
Farel dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
Valerin adalah lulusan Kedokteran UI.
Oleh Sebab itu, Valerin dapat mengerjakan tugasnya dengan baik

3) Hubungan Kausal.
Adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hal ini terlihat ketika rem diinjak yang akibatnya roda berhenti. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan, seperti :
Contoh :
Sewaktu pergi ke Ancol, dina melihat antrian dipintu masuk sangat panjang, dina langsung menyimpulkan bahwa wahana yang ada didalamnya pasti penuh. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu pengunjung .
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:

1. Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B, C, dan seterusnya. Sehingga efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran.
Contoh : Pengunjung yang membludak mengakibatkan wahana Ancol menjadi sesak.
2. Akibat sebab

Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke restoran. Ke restoran merupakan akibat dan lapar merupakan sebab.
Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
Contoh :
Mayang tidak ikut rekreasi ke Bali disebabkan dia tidak dapat cuti dari atasannya.

3. Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh:
Dina melihat antrian dipintu masuk menuju Ancol sangat panjang, sehingga dina beranggapan wahana yang ada didalamnya pasti penuh.